SAPU COMMUNITY

SAPU COMMUNITY
Serdadu Alumni-UKKI Peduli Ukhuwah

Perpus Mini

Kami juga punya kumpulan buku2 menarik, untuk meminjamnya silakan hubungi crew kami atau lewat Facebook kami, atau email kami di: uwp.ukki@yahoo.com

Indahnya berbagi

Indahnya berbagi
Indahnya kebersamaan (mahasiswa aktivis UKKI & dosen UWP)

Iman tanpa ilmu pincang, Ilmu tanpa iman buta

Senin, 01 November 2010

Rahasia Amanah

Kata amanah satu akar dengan kata iman, aman. Dalam surah Al-Mu’minun:8 Allah menyebutkan bahwa di antara ciri ahli surga adalah menjaga amanah. Ustadz Sayid Quthub menjelaskan dalam tafsirnya, maksud amanah dalam ayat tersebut adalah amanah iman.Dari sini kita mendapatkan beberapa pelajaran:

Pertama, bahwa menjaga amanah adalah bagian dari iman.Sungguh dipertanyakan iman seseorang yang sering berbuat khianat, tidak menjalankan amanah sebagaimana mestinya. Karena itu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, menjelaskan bahwa di anatara ciri manusia munafiq adalah: “Bila berbicara berdusta, bila berjanji melanggar dan bila dipercaya mengkhianati.” Dari sini nampak bahwa masalah amanah –apapun namanya- : jabatan, harta, anak dan lain sebagainya, itu kelak pasti akan dipertanggungjawabkan di sisi Allah swt

Kedua, bahwa untuk menjalankan amanah secara jujur dibutuhkan iman yang kokoh. Iman bahwa Allah melihat segala perbuatannya, maka ia hati-hati karena takut kepada-Nya. Iman bahwa dunia bukan segala-galanya, melainkan akan dihancurkan dan akan diganti dengan alam Akhirat. Di sanalah setiap insan akan diadili di hadapan Allah yang Maha Mengetahui, maka ia bersungguh-sungguh menjalankan amanah tersebut. Bila seseorang benar-benar mengimani makna amanah ini, maka tidak ada amanah yang dikhianati.

Ketiga, kata amanah identik dengan kata aman. Ini menunjukkan bahwa menjaga amanah dan menjalankannya dengan baik itu identik dengan memberikan rasa aman kepada kemanusiaan. Sebaliknya mengkhianati amanah adalah identik dengan menyebarkan kegelisahan bagi kemanusiaan.

Lalu seberapa jauhkah kita dapat menjaga amanah yang kita emban? dan bayangkan bila seluruh penduduk bumi ini tdk dpt menjaga amanah padahal ia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi? Wallahu a’lam bishshawab

Kamis, 18 Februari 2010

Artikel

10 NASIHAT IBNUL QAYYIM UNTUK BERSABAR DARI JERUMUS LEMBAH KEMAKSIATAN
Berikut ini sepuluh nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah untuk menggapai kesabaran diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat:
1. Hendaknya hamba menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan maksiat. Dan hendaknya dia memahami bahwa Allah mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga hamba dari terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah sebagaimana penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.
2. Merasa malu kepada Allah… Karena sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari pandangan Allah yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi kedudukan Allah di matanya. Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya dilihat dan didengar Allah tentu saja dia akan merasa malu apabila dia melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya…
3. Senantiasa menjaga nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu dan mengingat-ingat perbuatan baik-Nya kepadamu.
4. Keempat, merasa takut kepada Allah dan khawatir tertimpa hukuman-Nya
5. Mencintai Allah… karena seorang kekasih tentu akan menaati sosok yang dikasihinya… Sesungguhnya maksiat itu muncul diakibatkan oleh lemahnya rasa cinta.
6. Menjaga kemuliaan dan kesucian diri serta memelihara kehormatan dan kebaikannya… Sebab perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat dirinya merasa mulia dan rela meninggalkan berbagai perbuatan maksiat…
7. Memiliki kekuatan ilmu tentang betapa buruknya dampak perbuatan maksiat serta jeleknya akibat yang ditimbulkannya dan juga bahaya yang timbul sesudahnya yaitu berupa muramnya wajah, kegelapan hati, sempitnya hati dan gundah gulana yang menyelimuti diri… karena dosa-dosa itu akan membuat hati menjadi mati…
8. Memupus buaian angan-angan yang tidak berguna. Dan hendaknya setiap insan menyadari bahwa dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia.
9. Hendaknya menjauhi sikap berlebihan dalam hal makan, minum dan berpakaian. Karena sesungguhnya besarnya dorongan untuk berbuat maksiat hanyalah muncul dari akibat berlebihan dalam perkara-perkara tadi.
10. Sebab terakhir adalah sebab yang merangkum sebab-sebab di atas… yaitu kekokohan pohon keimanan yang tertanam kuat di dalam hati… Maka kesabaran hamba untuk menahan diri dari perbuatan maksiat itu sangat tergantung dengan kekuatan imannya. Setiap kali imannya kokoh maka kesabarannya pun akan kuat… dan apabila imannya melemah maka sabarnya pun melemah…
Diterjemahkan dari artikel berjudul ‘Asyru Nashaa’ih libnil Qayyim li Shabri ‘anil Ma’shiyah, www.ar.islamhouse.com, Alih Bahasa: Abu Muslih Ari Wahyudi

Minggu, 17 Januari 2010

Puisiq

MURKA*
Keruh rasa samudra ini
tiap hari ternodai,
benih riyak dengki
acap kali mewarnai.
KeEsaanMU yg hak
kian laun tak tampak.
Sombong dan congkak
menutup kecerdasan otak,
kilauan tipu dunia
jadi pedoman manusia.
sifat kasih serta iba
terkubur lalu musnah.
gejala akhir buana
terus akan terasa
karena smua..
Ulah tangan murka

by:1btg rokok

Jumat, 15 Januari 2010

Kata Hikmah

Hidup memang rumit
Tapi tak tercipta tuk buat hati kita sempit
Masa lalu memang tak bisa luput
Tapi bukan tuk buat kita takut
Masa depan memang impian
Tapi bukan tuk buat kita hanyut dalam lamunan
Sesungguhnya hidup adalah pilihan
Dimana semua akan dipertanggungjawabkan
diposkan oleh:yew

Kata Hikmah

Tubuh hanyalah jasad pembungkus
Ia bisa berubah dalam hitungan beberapa tahun
Tapi hati yang baik
Dan budi pekerti yang luhur
Takkan berubah sepanjang hidup
diposkan oleh:Lik

Mutiara Hadist

Abu Darda Rad menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Do’a seorang Muslim dari jauh untuk saudaranya adalah mustajabah (terkabulkan), diatas kepalanya ada seorang malaikat yang diwakilkan, setiap kali ia mendoakan saudaranya dengan kebaikan maka malaikat yang diwakilkan itu akan berkata, ‘Ya Allah, kabulkanlah dan bagimu seperti apa yang kamu doakan’.” (Shahih Muslim:88/2733)
diposkan oleh:Fadhil

Puisiq

HIDAYAH DARI SANG FAKIR

Hasrat hati ingin memiliki
naluri jiwa ingin merajai
Merangkai apa yang dijemari
Yang semakin erat untuk digenggam
Kadang tamak,kadang serakah
Gemuruh ego bergolak di sanubari
Ketika hidayah menyusuri lorong hati
Naluri terdalam tak sanggup mendusta
Melihat rintih sang fakir yang tak berdaya
Tertelungkup diantara para kurawa
Meratap hati melihat hidup
Yang semakin menghimpit dan menjepit
Mungkin hatinya menjerit..
Air matanyapun mulai mengering
Namun tangannya tak henti memberi
Walau hanya seteguk air yang dimiliki
Malu diri menatap apa yang terjadi
Pandangan tertunduk melihat hina diri
Harta memang tak pernah abadi
Kekikiran takkan memperkaya diri
Keegoan & kecongkakan takkan mempertinggi hati
Kedudukan sang fakir akan jauh lebih berarti
Dari diri yang tak pernah mau berbagi
Andai hidup saling peduli
Dunia takkan saling tumpang tindih
(yew)